jelita
Senin, 01 Februari 2016
berpikir kritis
Berfikir kritis
adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian
atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan
pengalaman. (Pery & Potter,2005). Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah
pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip,
pemikiran, masalah, kepercayaan dan tindakan. Menurut Strader (1992), bepikir
kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang
kejadian atau fakta yang mutakhir dan menginterprestasikannya serta
mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan
tentang adanya perspektif pandangan baru.
Untuk mendapatkan suatu hasil berpikir
yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang
mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan “asal” berpikir yang tidak
diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Artinya, walau dalam
kehidupan sehari-hari seseorang sering melakukan proses berpikir yang terjadi
secara “otomatis”
B. Kriteria Berpikir Kritis
Kegiatan
berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang
dapat dilihat dari beberapa aspek:
1.
Relevance
Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.
Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.
2.
Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.
3.
Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamannya sendiri
atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan (refrence).
5. Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi
lebih lanjut jika dirasakan ada ketidakjelasan.
6. Linking ideas
Senantiasa
menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari informasi
yang berhasil dikumpulkan.
7.
Justification
Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa memberi penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.
Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa memberi penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.
8. Critical assessment
Melakukan evaluasi terhadap setiap
kontribusi / masukan yang datang dari dalam dirinya maupun dari orang lain.
9. Practical utility
Ide-ide baru yang dikemukakan selalu
dilihat pula dari sudut keperaktisan / kegunaanya dalam penerapan.
10. Width of understanding
Diskusi yang
dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi atau materi diskusi. Secara garis
besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan
:
a.
Berpusat
pada pertanyaan (focus on question)
b. Analisa argument (analysis
arguments)
c.
Bertanya
dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of
clarification and/or challenge)
d. Evaluasi kebenaran dari sumber
informasi (evaluating the credibility sources of information)
C. Fungsi
Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis
dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
1.
Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2.
Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3.
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan
tujuan, serta tingkat hubungan.
5.
Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
6.
Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7.
Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8.
Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9.
Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan
alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan.
11. Merumuskan
dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari
alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
keputusan.
13.
Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan
keperawatan.
D. Keterampilan dan Aplikasi berpikir kritis dalam praktik keperawatan
1.
Interpretasi
Lakukan
pengumpulan data secara sistematis.cari pola data lalu buat
katagori(contoh : Diaknosis keperawatan ).klarifiksi semua data yang belum
jelas.
2.
Analisis
Berfikir
lah terbuka dalam melihat data imfomasi Klien.jangan membuat asumsi yang
ceroboh. Apakah data tidak sesuai dengan yang anda ketahui?
3.
Kesimpulan
Lihat arti dari data yang anda punya dan
apakah signifikan? Apakah terdapat hubungan antar data?apakah data tersebut
dapat membantu anda untuk mengetahui adanya masalah klien?
4.
Evaluasi
Lihatlah
situasi secara objektif. Gunakan kriteria (contoh : hasil yang diharapkan
karakteristik nyeri, tujuan pembelajaran) untuk menentukan hasil atau tindakan
keperawatan . Evaluasi pada tindakan yang sudah anda lakukan sendiri.
5.
Penjelasan
Jelaskan panemuan dan kesimpulan yang anda
buat. Gunakan semua pengetahuan dan pengalaman anda untuk menentukan cara yang
tepet dalam merawat klein.
6.
Pengontrolan diri
Lihat kejadian yang telah anda alami. Temukan
cara bagaimana anda dapat memperbaiki performa anda.Apa yang membuat anda
merasa telah secses?
D. Perilaku Pemikiran
Kritis dan Aplikasi Dalam praktik keperawatan
1.
Percaya diri
Belajar
bagaimana memperkenalkan diri kepada klien,berbicara secara meyakinkan saat
memulai terapi atau prosudur.dengan membuat klien mengira ada tidak dapat
melakukan perawatan yang aman.selalu mempersiapkan segala sesuatu sebelum
melakukan tindakan keperawatan.dorong klien untuk bertanya.
2.
Berepikir independen
Baca
literatur tetag keperawatan terutama jika terdapat berbagai pedapat mengenai
satu subjek yang sama.berbicaralah dengan perawat lain dan berbagi ide mengenai
tindakan keperawatan.
3. Tanggung
jawab Dan Otoritas
Mintalah
batuan jika anda tidak yakin bagaimana melakukan ketrampilan keperawatan selalu
merujuk pada aturan dan prosudur manual untuk mengulang langkah langkah suatu
keterampilan.laporka semua masalah secepat mungkin,ikuti semua standar
praktikum keperawatan yang anda miliki.
4. Mau
mengambil resiko
jika
pengetahu yang anda punya membuat anda bertanya megenai perith dari klinik
anda,maka lakukanlah.bersedia untuk merekomendasikan pendekata alternatif dalam
perawtan,jika teman anda hanya mendapatkan sedikit keberhasilan dalam merawat
kliennya.
5. Disiplin
Selalu
sistematis dalam setiap hal yang anda lakuka.gunakan criteria berdasarka ilmu
dan bukti yang dikenal untuk aktivitas seperti pengkajian dan evaluasi.luangkan
waktu untuk menjadi lebih sistematis dan gunakan waktu anda yang seefektif mungkin.
6. Persisten
Hati
hati dengan jawaban mudah,jika teman kerja anda memberikan informasi yang tidak
lengkap tentang klien,maka perjelslah informasi tersebut dan bicaralah dengan
klie secara langsung.jika msalah yang sama terus berlangsung di divisi
keperawatan,maka ajaklah teman kerja anda,lihatlah polanya dan carilah
penyelesaiannya bersama.
7. Kreatif
Lihatlah
pendekatan berbeda lainnya jika tindakan yang anda berikan tudak berhasil pada
klien.sebagai contoh,klien yang sedang mengalami rasa nyeri muingkin memerlukan
posisi yang berbeda atau teknik distraksi.jika mungkin , libatkanlah anggota
keluarga klien dalam beradaptasi terhadap pendekatan keperawatan yang anda
lakukan agar dapat dilakukn dirumah.
8. Rasa
ingin tahu
Selalu
bertanya mengapa.sebuah tanda klinis atau gejala sering merupakan indikasi dari
berbagai masalah. Eksplorasi dan belajar lagi segala hal mengenai klien agar
dapat membuat keputusan klinis yang tepat.
9. Intregitas
Kenali
saat dimana pendapat anda bertentangan dengan pendapat lain,lihat kembali
posisi anda dan putuskan bagaimana cara terbaik yang dapat memuskan semua
orang.jangan melanggar standart keperawatan dan kejujuran dalam memberikan
perawtan pada klien
10. Rendah
hati
Kenli situasi dimana anda memerlukan informasi lebih untuk membuat suatu keputusan . jika anda merupakan orang baru di suatu divisi, maka mintlah untuk di orientasikan pada area divisi tersebut. Meintalah perawat yang telah bekerja didivisi tersebut untuk membimbing anda secara teratur.
Minggu, 31 Januari 2016
pancasila sebagai ideologi & dasar negara
engertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara
adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila menjadi cita-cita
normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas Pengertian
Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah
terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai
kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung
tinggi nilai keadilan.
Berdasarkan uraian di atas, maka makna pancasila sebagai ideologi negara Indonesia sebagai berikut :
Ketetapan bangsa Indonesia mengenai pancasila sebagai ideologi
negara tercantum dalam ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang
pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978 mengenai Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 ketetapan MPR tersebut
menyatakan bahwa pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 45
ialah dasar negara dari negara NKRI yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan MPR tersebut dapat
kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan pancasila sebagai ideologi
nasional, selain kedudukannya sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita
bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang
konkret dan operasional aplikatif, sehingga tidak hanya dijadikan
slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No.18 dinyatakan bahwa pancasila
perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsistem dalam kehidupan
bernegara.
| Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara |
Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah sebagai
sarana pemersatu masyarakat, sehingga dapat dijadikan prosedur
penyelesaian konflik, dapat kita telusuri dari gagasan para pendiri
negara Indonesia tentang pentingnya mencari nilai-nilai bersama yang
dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.
Pada awal mulanya, konsep pancasila dapat dipahami sebagai common platform atau platform
bersama bagi berbagai ideologi politik yang berkembang saat itu di
Indonesia. Pancasila merupakan tawaran yang dapat menjembatani perbedaan
ideologis di kalangan anggota BPUPKI. Pancasila dimaksudkan oleh Ir.
Soekarno pada waktu itu yaitu sebagai asas bersama agar dengan asas itu
seluruh kelompok yang terdapat di negara Indonesia dapat bersatu dan
menerima asas tersebut.
Menurut Adnan Buyung Nasution, telah terjadi perubahan fungsi pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila yang sebenarnya dimaksudkan sebagai platform
demokratis bagi semua golongan Indonesia. Perkembangan doktrinal
pancasila telah mengubahnya dari fungsi awal pancasila sebagai platform
bersama bagi ideologi politik dan aliran pemikiran sesuai dengan
rumusan pertama yang disampaikan oleh Soekarno menjadi ideologi yang
komprehensif integral. Ideologi Pancasila menjadi ideologi yang khas,
berbeda dengan ideologi lain.
Pernyataan Soekarno ini menjadi jauh berkembang dan berbeda dengan pernyataan yang disampaikan oleh Prof. Notonagoro.
Beliau melalui interprestasi filosofis memberi status ilmiah dan resmi
tentang ideologi bagi masyarakat Indonesia. Yang pada mulanya pancasila
sebagai ideologi terbuka sebuah konsensus politik, pancasila menjadi
ideologi yang benar-benar komprehensif. Interprestasi ini berkembang
luas, masif bahkan monolitik pada masa pemerintahan orde baru.
Pancasila dilihat dari sudut politik merupakan sebuah konsensus
politik, yaitu suatu persetujuan politik yang disepakati bersama oleh
berbagai golongan masyarakat di negara Indonesia. Dengan diterimanya
pancasila oleh berbagai golongan dan aliran pemikiran bersedia bersatu
dalam negara kebangsaan Indonesia. Dalam istilah politiknya, Pancasila
merupakan common platform, atau common denominator masyarakat
Indonesia yang plural. Sudut pandang politik ini teramat penting untuk
bangsa Indonesia sekarang ini. Jadi, sebenarnya perkembangan Pancasila
sebagai doktrin dan pandangan dunia yang khas tidak menguntungkan kalau
dinilai dari tujuan mempersatukan bangsa.
Banyak para pihak sepakat bahwa pancasila sebagai ideologi negara atau bangsa merupakan kesepakatan bersama, common platform dan
nilai integratif bagi bangsa Indonesia. Kesepakatan bersama bahwa
pancasila sebagai ideologi negara inilah yang harus kita pertahankan dan
tumbuh kembangkan dalam kehidupan bangsa yang plural ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka makna pancasila sebagai ideologi negara Indonesia sebagai berikut :
(1) Nilai-nilai dalam pancasila dijadikan sebagai cita-cita normatif dari penyelenggaraan bernegara di Indonesia.
(2) Nilai-nilai dalam pancasila merupakan nilai yang telah disepakati
bersama dan oleh karenanya menjadi salah satu sarana untuk menyatukan
masyarakat Indonesia.
Implementasi pancasila sebagai ideologi negara atau nasional, sebagai berikut :
1. Perwujudan Pancasila Sebagai Cita-cita Bernegara
Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti menjadi
cita-cita penyelenggaraan bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No.7
tahun 2001 mengenai Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut
menyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri atas 3 visi, yaitu :
- Visi ideal ialah cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam UUD 45 yaitu pada alinea kedua dan keempat.
- Visi antara, yaitu visi bangsa Indonesia pada tahun 2020 yang berlaku samapai dengan tahun 2020.
- Visi lima tahunan, yaitu sebagaimana dimaksudkan dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara).
Menurut Hamdan Mansoer, mewujudkan bangsa yang religius,
manusiawi, demokratis, bersatu, adil dan sejahtera pada dasarnya
merupakan upaya menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai cita-cita
bersama. Bangsa yang demikian merupakan ciri dari masyarakat madani
Indonesia. Sebagai suatu cita-cita, nilai-nilai pancasila diambil
dimensi idealismenya. Sebagai nilai-nilai ideal, penyelenggaraan negara
hendaknya berupaya bagaimana menjadikan kehodupan bernegara Indonesia
ini semakin dekat dengan nilai-nilai ideal tersebut.
2. Perwujudan Pancasila Sebagai Kesepakatan atau Nilai Integratif Bangsa
Nilai Integratif Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang
berarti bahwa pancasila sebagai sarana pemersatu dan prosedur
penyelesaian konflik perlu pula dijabarkan dalam praktik kehidupan
bernegara. Nilai integratif pancasila mengandung makna bahwa pancasila
dijadikan sebagai sarana pemersatu dalam masyarakat dan prosedur
penyelesaian konflik. Masyarakat Indonesia telah menerima pancasila
sebagai sarana pemersatu, yang artinya sebagai suatu kesepakatan bersama
bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disetujui sebagai milik
bersama. Pancasila dijadikan semacam social ethics dalam masyarakat yang heterogen.
Pancasila sebagai kesepakatan diartikan sebagai konsensus bahwa dalam
hal konflik maka lembaga politik yang diwujudkan bersama akan memainkan
peran sebagai penengah.
Apakah pancasila dapat digunakan secara langsung mempersatukan masyarakat dan mencegah konflik ?.
Jawabannya tidak, tetapi prosedur penyelesaian konflik yang dibuat
bersama, baik yang meliputi lembaga maupun aturan itulah yang diharapkan
mampu menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat. Fungsi
pancasila sebagai ideologi negara dalam hal ini yaitu sebagai pembuatan
prosedur penyelesaian konflik, nilai-nilai pancasila menjadi landasan
normatif bersama.
Nilai-nilai pancasila hendaknya mewarnai setiap prosedur
penyelesaian konflik yang ada di dalam masyarakat. Secara normatif dapat
dinyatakan bahwa penyelesaian suatu konflik hendaknya dilandasi oleh
nilai-nilai religius, nilai kemanusiaan, mengedepankan persatuan,
menjunjung tinggi prosedur demokratis dan berujung pada terciptanya
keadilan.
sintesis protein
Sintesis
Protein
Sintesis
protein merupakan prses penyusunan asam-asam amino pada rantai polinukleotida.
Kunci utama dalam proses sintesis protein adalah DNA yang merupakan material
genetika dari sel. Sintesis protein terjadi melalui2 tahap yaitu tanskripsi dan
translasi.
1. Transkripsi
Transkripsi yaitu
proses penyalinan data yang terdapat pada pita sense DNA yaitu pita pada DNA
yang berfungsi sebagai pita cetakan kedalam mRNA. Proses pencetakan mRNA ini
berlangsung dalam nukleus dan mRNA inilah yang akan membawa kode genetik dari
DNA.
Langkah- langkah
transkripsi yaitu :
1) Sintesis
protein dimulai dengan pembukaan rantai DNA oleh enzim helikase
2) Kemudian,
menempelnya enzim RNA polimerase pada bagian yang disebut promotor yaitu titik
awal dimulainya peristiwa transkripsi dan sebagai penentu pita DNA yang akan
digunakan sebagai cetakan
3) RNA
polimerase akan bergerak sepanjang pita DNA dan memisahkan kedua pita DNA,
kemudian menambahkan nukleotida-nukleotida mRNA
4) Setelah
selesai terbentuk untai RNA, pita DNA yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup
kembali
5) Proses
demikian akan terjadi sampai ezim RNA polimerase berada di ujung pita DNA atau
terminator.
6) Setelah
itu RNA polimerase terlepas dari DNA dan pita mRNA yang terbentuk dilepas dari
DNA
7) Kemudian
RNA meninggalkan nukleus dan menuju ke ribosom.
Komponen
basa nitrogen pada mRNA sama seperti pada pita DNA tetapi basa nitrogen timin
diganti oleh urasil. Contohnya : AGS TTS AAS SAG dan SSG maka basa nitrogennya
yang terbentuk pada pita RNA adalah USG AAG UUG GUS dan GGS. Molekul mRNA yang
terbentuk mempunyai dua ujung yang berbeda yaitu ujung 5’ dan ujung 3’. Ujung
5’ berperan dalam mencegah perombakan mRNA oleh enzim hidrolitik dan memberikan
sinyal pada ribosom agar melekatkan diri pada mRNA. Sedangkan ujung 3’
berfungsi utuk menghambat degradasi mRNA dan membantu mempermudah melekatnya
ribosom pada mRNA.
2.
Translasi
Translasi
adalah tahap penerus dari transkripsi, dalam tahap ini terjadi proses
penerjemahan urutan kodon pada mRNA oleh tRNA menjadi urutan asam amino. Proses
ini terjadi di sitoplasma oleh ribosom. Ribosom terdiri atas 2 unit yaitu unit
besar dan unit kecil. Penerjemahan satu kodon mengahsilkan satu asam amino.
Dalam proses translasi terjadi 3 tahap yaitu inisiasi, elongasi, terminasi.
1) Inisisasi
Yaitu proses
menempelnya unit kecil ribosom pada bagian ujung 5’ mRNA. Setelah itu
dilanjutkan dengan melekatnya RNAt pertama (inisiator) yang membawa asam amino
metionin dengan antikodon UAC pada mRNA tepat pada kodon start yaitu AUG .
kodon start itu sendiri adalah suatu triplet basa basa nitrogen yang menandai
dimulainya sintesis protein . setelah menempelnya RNAt pertama, terjadi
pelekatan ribosom unit besar pada ribosom unit kecil.
Pada ribosom unit besar
terdapat 3 tempat khusus yang digunakan untuk masuknya RNAt ke dalam ribosom
yang disimbolkan dengan huruf A atau situs A( situs pengikatan Aminoasil-RNAt)
berada paling kanan, tempat RNAt melepaskan asam aminonya disebut situs P (
situs pengikatan peptidil-RNAt), tempat keluarnya RNAt dari ribosom disebut
situs keluar ( exit ) disimbolkan huruf E berada paling kiri.
2) Elongasi
Yaitu proses penyusunan
polipeptida yang dibawa oleh RNAt.
Proses tersebut terjadi pada saat RNAt
masuk kedalam ribosom pada posisi A kemudian bergeser ke posisi P untuk
melepaskan asam amino yang dibawanya . kemudian RNAt bergeser lagi ke posisi E
untuk keluar dari ribosom. Setelah satu RNAt keluar dari ribosom maka ribosom
bergeser satu rantai kodon ke arah ujung 3’ pada mRNA sehingga RNAt lainnya
akan menduduki posisi Apada ribosom yang telah kosong. Proses tersebut akan
berlangsung terus sampai pada kodon stop yaitu UGA atau UAA atau UAG. Kodon
stop itu sendiri adalah triplet yang menandai berakhirnya proses penyusunan
rantai polipeptida.
3) Terminasi
Terminasi merupakan
tahap akhir dari proses translasi dan merupakan tahap pelepasan rantai
polipeptida dari ribosom. Dalam pelepasan rantai polipeptida ada satu protein
yang disebut sebagai faktor pelepasan yang akan mengikatkan diri pada kodon
stop di situs A dan menambahkan air pada rantai polipepida. Reaksi ini akan
memutuskan ( menghidrolisis ) ikatan antara polipeptida yang sudah selesai tRNA
disitus P, sehingga polipeptida akan terlepas.
3.
Kode Genetika
Kode
genetika merupakan suatu pengkodean urutan triplet basa nitrogen DNA dan RNA
pada proses sintesis protein. Suatu kode triplet basa nitrogen akan
menghasilkan suatu jenis asam amino. Urutan dan jenis asam amino di dalam sel
akan menetukan jenis dan fungsi protein yang dihasilkan.
Kodon
merupakan susunan kombinasi dari tiga basa nitrogen yang terdapat pada mRNA.
Karena jumlah basa nitrogen ada 4 jenis,
maka kemungkinan jumlah kodon ada sebanyak 43 atau 64 macam, artinya
kemungkinan asam amino yang terbentuk ada sebnayak 64 jenis. Jumlah asam amino
yang demikian menjadi belebih mengingat jumlah asam amino di dalam sel adalah
20 jenis. Hal demikian menunjukkan bahwa ada beberapa jenis asam amino yang
mempunyai lebih dari satu macam kodon. Contohnya asam amino jenis leusin
mempunyai kodon SUU, SUS , SUA, SUG. Artinya asam amino leusin dapat digunakan
dengan menggunakan keempat kodon tersebut
antropologi kesehatan
. Sosiologi
• Sosiologi terdiri dari kata socius : masyarakat dan logos : ilmu
• Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, perilaku sosial manusia
(perilaku kelompok, interaksi kelompok & menganalisis pengaruh
kegiatan kelompok pada anggotanya)
• Sosiologi : pengetahuan tentang hubungan sosial manusia & produk dr hubungan tersebut
2. Sosiologi kesehatan
• Sosiologi Kesehatan : ilmu terapan sosiologi, kajian sosiologi dalam konteks kesehatan
Sosiologi Kedokteran : studi tentang faktor-faktor sosial dalam etiogi (penyebab), prevalensi (angka kejadian), profesi kedokteran & hubungan dokter-masyarakat
Perilaku kesehatan, pengaruh norma sosial thd perilaku, interaksi antar petugas & petugas kesehatan-masyarakat
• Prinsip dasar : penerapan konsep & metode sosiologi dalam mendeskripsikan, menganalisis, memecahkan masalah kesehatan
3. Metodologi sosiologi
• Menggunakan penelaahan ilmiah didasarkan bukti yang dapat diuji.
• Identitas sosiologi adalah sifat empiris yaitu mempelajari apa yang terjadi (das sein) di masyarakat bukan yang seharusnya (das sollen) terjadi di masyarakat. (Roland J Pellegrin )
Apek hubungan interaksi antara individu dgn individu & kelompok, serta kelompok dgn kelompok
• Metode :
– Kualitatif : tidak bisa diukur dg angka tetapi nyata dalam masyarakat (metode historis, komparatif, studi kasus)
– Kuantitatif : bisa diukur dg angka menggunakan skala, indeks, tabel & formula (metode statistik, sociometry)
• Metode Historis : analisis peristiwa di masa silam merumuskan prinsip umum
• Metode Komparatif : perubandingan antara bermacam-macam masyarakat perbedaan, persamaan serta sebab-sebabnya
• Metode studi kasus (case study) : penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnya dalil umum
• Sociometry
: himpunan konsep dan metode yang bertujuan menggambarkan &
meneliti hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitatif
• Metode Historis : analisis peristiwa di masa silam merumuskan prinsip umum
• Metode Komparatif : perubandingan antara bermacam-macam masyarakat perbedaan, persamaan serta sebab-sebabnya
• Metode studi kasus (case study) : penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnya dalil umum
• Sociometry
: himpunan konsep dan metode yang bertujuan menggambarkan &
meneliti hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitatif
4. Metode riset sosiologi kesehatan
• Metode riset :
– Cross Sectional
– Longitudinal :
• Prospektif : pengamatan saat ini dilanjuntukan ke depan dalam jangka waktu tertentu
• Retrospektif ( ex post facto) : studi yang bekerja mundur, menggunakan data yang telah dicatat
• Metode eksperimen laboratorium dan lapangan, dgn teknik pasangan (match-pair technique) & teknik penugasan acak
Teori implisit dan eksplisit
• Teori Implisit : tindakan sosial yang dilandasi oleh asumsi bahwa setiap org memiliki keunikan & membutuhkan perlakuan yang berbeda
• Teori Eksplisit : upaya mem-verbal-kan apa yang dilakukan manusia dalam berinteraksi dg sesama manusia (mengapa?)
1. Konsep umum tentang kesehatan
• Health for all : kesehatan adalah kebutuhan setiap individu dari berbagai kalangan status kesehatan (sakit–sehat), ekonomi (kaya-miskin), sosial (elit-wong alit), geografik (desa-kota) dan psikologi perkembangan (bayi, anak, remaja, dewasa, manula)
Promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), rehabilitatif (perbaikan)
• All for health : seluruh aktifitas manusia terkait dan berpengaruh thd kesehatan
• Perspektif nilai kesehatan : kemampuan menggali unsur budaya/sumber daya alam untuk kesehatan
• Dimensi kesehatan manusia :
- Jasmaniah material keseimbangan nutrisi
- Kesehatan fungsional organ energi aktivitas jasmaniah
- Kesehatan pola sikap dikendalikan pikiran
- Kesehatan emosi-rohaniah aspek spiritual keagamaan
Perawatan kesehatan yang menyeluruh (holistik)
Proses penyembuhan dengan menggunakan terapi nutrisi, emosi & sosial (dukungan/support dr keluarga motivasi sembuh pasien)
2. Peran Sosiologi dalam Praktik Kesehatan
Peran Sosiolog :
• Sebagai ahli riset : penelitian ilmiah & pembinaana pola pikir terhadap masyarakat
• Konsultan kebijakan : menganalisis fakta sosial, dinamika sosial & kecenderungan proses serta perubahan sosial
• Teknisi dalam perencanaan & pelaksanaan program kegiatan masyarakat
• Peran sebagai pendidik kesehatan : wawasan & pemahaman thd tenaga kesehatan/ pengambil kebijakan kesehatan
• Manfaat Sosiologi bg kesehatan :
– Mempelajari cara org meminta pertolongan medis
– Mengetahui latar belakang sosial-ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan
– Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dg etiologi penyakit
– Menganalisis fakta –fakta sosial (sakit, cacat fisik)
• Penilaian klinis lebih rasional
• Menghargai perilaku pasien, kolega & organisasi
• Menangani kebutuhan sosial –emosional pasien
3. Individu, masyarakat & kebudayaan
Individu
• Individuum : yang tak terbagi
• Individu memiliki jasmani - rohani / fisik-psikis yang menyatu/utuh
• Memiliki keunikan tdk ada orang yang persis sama
Manusia sebagai makhluk sosial
• Tunduk pada aturan / norma sosial
• Menampilkan perilaku yang mengharapkan penilaian org lain
• Memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dg orang lain
• Potensi akan berkembang bl hidup di tengah manusia
1. Masyarakat
• Masyarakat : suatu kelompok manusia di bawah tekanan kebutuhan dan pengaruh kepercayaan, ideal dan tujuan, tersatukan dalam suatu rangkaian kesatuan kehidupan bersama
• Unsur dasar masyarakat :
– Interaksi antar individu tindakan yang saling berkaitan
– Hubungan antar-individu terbentuk dalam satu komunikasi yang saling ketergantungan (interdependensi)
– Menempati wilayah ukuran kecil maupun sangat luas
– Adaptasi budaya daya / kekuatan internal masyarakat untuk menyesuaikan diri dgn perubahan sosial
– Memiliki identitas
– Kelompok perkumpulan secara formal
• Kategori tingkah laku :
– Social episode : bereaksi thd seseorang dalam hubungannya dg orang lain
– Potentially social episode : tidak bereaksi walaupun hanya terhadap satu orang saja yang dihadapinya sikap tidak kooperatif
– Nonsocial episode : apatis, menyendiri atau egois
2. Masyarakat pedesaan
• Warga memiliki hubungan yang lebih erat
• Sistem kehidupan berkelompok atas dasar kekeluargaan
• Umumnya hidup dr pertanian
• Golongan orang tua memegang peranan penting
• Dr sudut pemerintah, hubungan antara penguasa & rakyat bersifat informal
• Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan
• Kehidupan keagamaan lebih kental
• Banyak berurbanisasi ke kota
C o m m u n i t y
• Masyarakat
yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis ) dgn batas-batas
tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang
lebih dibandingkan dg penduduk di luar batas wilayahnya
• Kriteria Klasifikasi masyarakat :
– Jumlah penduduk
– Luas, kekayaan & kepadatan penduduk
– Fungsi khusus thd seluruh masyarakat
– Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
3. Masyarakat perkotaan
• Jumlah penduduknya tidak tentu
• Bersifat individualistis
• Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya & lebih sulit mencari pekerjaan
• Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dg golongan orang tua
• Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi
• Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dg masalah prestise
• Kehidupan keagamaan lebih longgar
• Banyak migran yang berasal dr daerah berakibat pengangguran, naiknya kriminalitas, dll
4. K e b u d a y a a n
• Culture : mengolah tanah
• Kebudayaan
: seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, karya yang dihasilkan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dgn
belajar
Co. seorang sakit ingin sehat gagasan
merasa menderita jika sakit rasa
jika sakit mencari pengobatan tindakan
dokter mengobati menggunakan obat karya
• Wujud budaya (Koentjaraningrat) : artefak/benda fisik, sistem tingkah laku/tindakan berpola, sistem gagasan, ideologis/ keyakinan
• Kebudayaan sebagai sistem norma :
• Kebiasaan (folkways): cara yang lazim& wajar untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang oleh sekelompok org
• Tata kelakuan (mores) : gagasan kuat mengenai salah-benar yang menuntuk tindakan tertentu/melarang yang lain
• Hukum : perangkat aturan yang telah ditetapkan secara resmi oleh kelompok sebagai tata kelakuan yang berlaku
• Lembaga (institution): sistem
hubungan sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai &
tata cara tertentu serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu
• Unsur Budaya :
• Bahasa : alat / media komunikasi lisan, tulisan atau simbolik
• Sistem pengetahuan : aspek fungsi dr akal-pikiran manusia
• Organisasi sosial : kelembagaan sosial di masyarakat
• Sistem peralatan hidup & teknologi : perangkat bantu dalam memperlancar aktivitas manusia dalam mencapai kebutuhannya
• Sistem mata pencaharian
• Sistem religi : aspek kepercayaan/keyakinan manusia pada sesuatu yang suci
• Kesenian : wujud ekspresi seni masyarakat
5. Macam-macam kelompok
• Kelompok primer (face to face group) : kelompok sosial yang paling sederhana dimana anggotanya saling mengenal serta kerja sama yang erat; co. keluarga
• Kelompok sekunder : kelompok
yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya tidak
berdasarkan pengenalan pribadi dan tidak langgeng; co. kontrak jual beli
• Paguyuban : btk
kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin murni,
alamiah & kekal; co kelompok kekerabatan, rukun tetangga
• Formal group : kelompok dg peraturan tegas & sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan
• Informal group : tidak mempunyai struktur organisasi tertentu
• Membership group : kelompok dimana setiap org secara fisik menjadi anggota kelompok
• Reference group : kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota) untuk membentuk pribadi & perilakunya
• Individu-individu yang sehat akan menjadi masyarakat yang sehat (the sane society)
• Ciri masyarakat sehat : keterbukaan, daya cipta, rasional
– Kuantitatif : angka harapan hidup, kematian bayi, mortalitas, kematian ibu & anak, penurunan angka kelahiran
– Sisi pelayanan : rasio tenaga kesehatan dg penduduk, distribusi tenaga kesehatan, sarana-kebutuhan
• Ciri masyarakat sakit : narsisme, dekstruktif, individualitas, irasional
6. Antropologi kesehatan
l Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993)
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993)
l Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
l Pokok perhatian Kutub Biologi :
¡ Pertumbuhan dan perkembangan manusia
¡ Peranan penyakit dalam evolusi manusia
¡ Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
l Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
¡ Sistem medis tradisional (etnomedisin)
¡ Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
¡ Tingkah laku sakit
¡ Hubungan antara dokter pasien
¡ Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat
kepada masyarakat tradisional.
kepada masyarakat tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi
kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang
mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi
masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait
lainnya.
Istilah
“Antropologi Kesehatan" telah digunakan sejak 1963 sebagai sebutan
untuk hasil penelitian empiris dan teoritis yang dilakukan oleh
antropologis kedalam proses sosial dan gambaran kebudayaan dari
kesehatan, kesakitan, dan perawatan yang berhubungan dengan kebudayaan
Antropologi
kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang menggambarkan pengaruh
sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam arti
luas) meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan, pencegahan dan
pengobatan penyakit, proses penyembuhan dan hubungan sosial manajemen
pengobatan serta kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk sistem
kesehatan yang beranekaragam.
Antropologi
kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang
lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan
spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan
makro, dan globalisasi
l Selama
lebih dari 20 abad konsep popular medicine atau folk medicine
(pengobatan tradisional) telah familiar baik untuk dokter maupun
antropologis.
l Istilah
tersebut dipakai untuk menggambarkan praktek pengobatan masyarakat
setempat terutama dengan pengetahuan etnobotani mereka.
Selanjutnya,
mempelajari pengobatan tradisional menjadi tantangan bagi dunia barat
seperti hubungan antara ilmu pengetahuan dengan agama
7. Akar dari Antropologi Kesehatan
- Antropologi fisik
- Ahli-ahli antropologi fisik, belajar dan melakukan penelitian di sekolah-sekolah kedokteran (anatomi)
- Ahli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropologi kesehatan
- Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter
Hasan dan Prasad (1959) menyusun daftar lapangan studi antropologi kesehatan yang meliputi:
· nutrisi dan pertumbuhan
· korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit, misal radang pada persendian tulang (arthritis), tukak lambung (ulcer), kurang darah (anemia) dan penyakit diabetes.
l Underwood
¡ pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang berbeda-beda pada berbagai populasi yang terkena sebagai akibat dari faktor-faktor budaya, misal: migrasi, kolonisasi dan meluasnya urbanisasi
l Fiennes
¡ penyakit
yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang
khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang
menjadi dasar bagi timbulnya dan berkembangnya pemukiman penduduk yang
padat
l kedokteran forensik,
¡ suatu bidang mengenai masalah-masalah kedokteran hukum yang mencakup identifikasi misal: umur, jenis kelamin, dan peninggalan ras manusia yang diduga mati karena unsur
kejahatan serta masalah penentuan orang tua dari seorang anak melalui
tipe darah, bila terjadi keraguan mengenai siapa yang menjadi bapaknya.
l Dalam usaha pencegahan penyakit
¡ penelitian mengenai penemuan kelompok-kelompok penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni orang-orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell) dan pembawa penyakit kuning (hepatitis).
Para ahli ini telah memanfaatkan pengetahuan mereka mengenai variasi manusia untuk membantu dalam bidang teknik biomedikal (biomedical engineering).
Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal dari sejumlah studi antropologi, digunakan dalam bidang-bidang kedokteran anak serta kedokteran gigi, juga dalam berbagai survei tentang tingkatan gizi serta etiologi penyakit dalam populasi yang berbeda-beda maupun dalam suatu populasi.
- Etnomedisin
Cabang
dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari pengobatan
tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis
(contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan
praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.
Dalam
ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan pendekatan
antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama
dalam program penemuan obat.
kepercayaan
dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan
hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak berasal
dari kerangka kedokteran modern, merupakan urutan langsung dari
kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis
non-barat
-Rivers, (Medicine, Magic, and Religion)
¡ sistem pengobatan asli
adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang
sama seperti mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa
praktek-praktek pengobatan asli adalah rasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat.
l Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-bidang yang luas, konsep kesehatan internasional dan
psikiatri lintas budaya (psikiatri transkultural), kepentingan
pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan non-Barat
semakin tampak.
l Pengakuan
tersebut telah memperbaharui perhatian dalam penelitian etnomedicine,
dan mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting dalam antropologi
kesehatan.
- Studi-studi tentang kebudayaan dan kepribadian
Sejak
pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli
ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang
dewasa, atau sifat-sifat dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah
laku itu terjadi.
l Apakah
sikap orang dewasa yang terbentuk itu, terutama disebabkan oleh
pembentukan semasa kanak-kanak dan oleh penerimanya terhadap
kebiasaan-kebiasaan semasa kecil, serta karena pengalaman yang
diterimanya kemudian?
l Atau
adakah konstitusi psikis yang merupakan pembawaan berdasarkan faktor
biologis, yang memainkan peranan penting dalam menentukan kebudayaan dan
kepribadiannya?
l Walaupun
bagian terbesar penelitian kepribadian dan kebudayaan bersifat
teoritis, beberapa ahli antropologi yang menjadi pimpinan dalam gerakan
tersebut menaruh perhatian besar pada cara-cara penggunaan pengetahuan
antropologi dalam peningkatan taraf keperawatan kesehatan.
l Sebab
itu Devereux, 1944 mempelajari struktur sosial dari suatu bagian
keperawatan schizophrenia dengan tujuan untuk mencari cara penyembuhan
yang tepat.
l Leighton menulis sebuah buku, yang menunjukkan tentang adanya konflik antara masyarakat dan kebudayaan.
l Navaho dengan masalah-masalah dalam mengintroduksi pelayanan kesehatan modern.
Alice
Joseph, seorang dokter dan antropologi, melukiskan masalah hubungan
antar pribadi pada dokter-dokter kulit putih dengan pasien-pasien Indian
di Amerika Barat Daya, yang menunjukkan bagaimana peranan persepsi dan
perbedaan kebudayaan dalam menghambat interaksi pengobatan yang efektif.
- Kesehatan masyarakat internasional
l WHO
l Petugas-petugas
kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas budaya, lebih
cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam kebudayaan
sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan
melihat bahwa kesehatan dan penyakit bukan merupakan gejala biologik
saja, melainkan juga gejala sosial-budaya
l kebutuhan
kesehatan di negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan sekedar
memindahkan pelayanan kesehatan dari negara-negara industri.
Kumpulan
data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan primitif dan
petani yang telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada tahun-tahun
sebelumnya, informasi mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk
sosial, serta pengetahuan mereka mengenai dinamika stabilitas sosial dan
perubahan, telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi masalah-masalah
yang dijumpai dalam program-program kesehatan masyarakat awal tersebut.
Para
ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai
bagaimana kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan dengan
asumsi pengobatan Barat, bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan
perawatan kesehatan, dan bagaimana kesehatan dan penyakit semata-mata
merupakan aspek dari keseluruhan pola kebudayaan, yang berubah bila ada
perubahan sosial budayanya yang mencakup banyak hal.
Pada
awal 1950-an, para ahli antropologi mampu mendemonstrasikan kegunaan
praktis dari pengetahuan mereka dan metode penelitian mereka kepada
petugas kesehatan masyarakat internasional, yang banyak menerima mereka
dengan tangan terbuka.
8. Penelitian-penelitian sosio antropologi
Berikut contoh-contoh penelitian sosioantropologi :
a. Orang
Papua mempunyai persepsi tentang sehat dan sakit itu sendiriberdasarkan
pandangan dasar kebudayaan mereka masing-masing. Memangkepercayaan
tersebut bila dilihat sudah mulai berkurang terutama padaorang Papua
yang berada didaerah-daerah perkotaan, sedangkan bagimereka yang masih
berada di daerah pedesaan dan jauh dari jangkauankesehatan moderen, hal
tersebut masih nampak jelas dalam kehidupanmereka sehari-hari. Misal :
· Orang
Marind-anim yang berada di selatan Papua juga mempunyaikonsepsi tentang
sehat dan sakit, dimana apabila seseorang itu sakit berartiorang
tersebut terkena guna-guna (black magic). Mereka juga
mempunyaipandangan bahwa penyakit itu akan datang apabila sudah tidak
ada lagikeimbangan antara lingkungan hidup dan manusia. Lingkungan sudah
tidakdapat mendukung kehidupan manusia, karena mulai banyak.
Bilakeseimbangan ini sudah terganggu maka akan ada banyak orang sakit,
danbiasanya menurut adat mereka, akan datang seorang kuat (Tikanem)
yangmelakukan pembunuhan terhadap warga dari masing-masing kampungsecara
berurutan sebanyak lima orang, agar lingkungan dapat kembalinormal dan
bisa mendukung kehidupan warganya (Dumatubun, 2001).
· Hal
yang sama pula terdapat pada orang Amungme, dimana bila terjadiketidak
seimbangan antara lingkungan dengan manusia maka akan timbulberbagai
penyakit. Yang dimaksudkan dengan lingkungan di sini adalahyang lebih
berkaitan dengan tanah karena tanah adalah “mama” yang
memelihara, mendidik, merawat,dan memberikan makan kepada mereka
(Dumatubun, 1987). Untuk itu bila orang Amungme mau sehat,
janganlahmerusak alam (tanah), dan harus terus dipelihara secara
baik.Orang Moi di Kepala Burung Papua (Sorong) percaya bahwa sakit
itudisebabkan oleh adanya kekuatan-kekuatan supernatural, seperti
dewa-dewa,kekuatan bukan manusia seperti roh halus dan kekuatan manusia
denganmenggunakan black magic. Di samping
itu ada kepercayaan bahwa kalauorang melanggar pantangan-pantangan
secara adat maka akan menderitasakit. Orang Moi, bagi ibuhamil dan
suaminya itu harus berpantang terhadap beberapa makanan, dan kegiatan,
atau tidak boleh melewatitempat-tempat yang keramat karena bisa terkena
roh jahat dan akan sakit(Dumatubun,1999). Ini berarti untuk
sehat, maka orang Moi tidak bolehmakan makanan tertentu pada saat ibu
hamil dan suaminya tidak bolehmelakukan kegiatan-kegiatan tertentu,
seperti membunuh binatang besar,dan sebagainya.
· Hal
yang sama pula bagi orang Moi Kalabra yang berada di hulu sungaiBeraur,
(Sorong). Mereka percaya bahwa penyakit itu disebabkan olehadanya
gangguan roh jahat, buatan orang serta melanggar
pantanganpantangansecara adat. Misalnya bila seorang ibu hamil
mengalamikeguguran atau perdarahan selagi hamil itu berarti ibu tersebut
terkena“hawa kurang baik” (terkena black magic/ atau roh jahat).
Mereka jugapercaya kalau ibu itu tidak bisa hamil/ tidak bisa
meneruskan keturunan,berarti ibu tersebut telah dikunci karena suami
belum melunasi mas kawin.Kehamilan akan terjadi bila sang suami sudah
dapat melunasinya, makapenguncinya akan membuka black magic-nya itu (Dumatubun, 1999).
· Orang
Hatam yang berada di daerah Manokwari percaya bahwa sakit itudisebabkan
oleh gangguan kekuatan supranatural seperti dewa, roh jahat,dan buatan
manusia. Orang Hatam percaya bahwa bila ibu hamil sulitmelahirkan, berarti ibu tersebut terkena buatan orang dengan obat racun(rumuep) yaitu suanggi, atau penyakit oleh orang lain yang disebut “priet”(Dumatubun, 1999).
· Orang Kaureh di kecamatan Lereh percaya bahwa seorang ibu yangmandul adalah hasil perbuatan orang lain yaitu dengan black magic ataujuga karena kutukan oleh keluarga yang tidak menerima bagian harta maskawin (Dumatubun, 1999).
· Hal yang serupa pula pada orang Walsa (Keerom),
percaya bahwa sakitdisebabkan oleh gangguan roh jahat, buatan orang,
atau terkena gangguandewa-dewa. Bila seorang ibu hamil meninggal tanpa
sakit terlebih dahulu,berarti sakitnya dibuat orang dengan jampi-jampi (sinas), ada puladisebabkan oleh roh-roh jahat (beuvwa). Di
samping itu sakit jugadisebabkan oleh melanggar pantangan-pantangan
secara adat baik berupamakanan yang dilarang, dan perkawinan
(Dumatubun,1999).
b. Kondisi
geografis dan budaya masyarakat Bekonang kecamatan Mojolaban kabupaten
SukoharjoJawa Tengah yang sebagian besar penduduknya mempunyai industri
rumah tangga memproses tetes tebu menjadi alkohol yang berkadar rendah
(37%) banyak disalahgunakan .Alat destilasi dapat
menaikkan kadar alkohol dari 37% menjadi 90% yang dapatdigunakan untuk
desinfektan di dunia kesehatan. Setelah kadar alkohol meningkat menjadi
90%,masyarakat Bekonang pada khususnya dan karisidenan Surakarta pada
umumnya sudah tidaklagi menyalah-gunakan produksi alkohol “Ciu Bekonang”
untuk minum dan mabukmabukkan.
c. Pola
makan seseorang ternyata dibentuk dari latar belakang budaya yang
dimilikinya dengan berbagai perubahan sosial- budaya yang terjadi (gaya
hidup, rekayasa bio-teknologi, ekpresi simbolik,masuknya ideologi).
Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku makan seseorang berkaitan
dengan dimensi etis dalam melihat tentang “yang baik” dan “buruk” pada
proses pembuatan dan pemasaran makanan dan berdampak pada munculnya
masyarakat konsumtif.
d. Suatu
studi hermeneutic fenomenologi telah dilakukan untuk mengeksplorasi
berbagai kesulitan dan tantangan pertamakali menjadi seorang ibu di
daerah pedesaan Indonesia. Sebanyak 13 ibu muda yang berpartisipasi
dalam studi ini telah menceritakan pengalaman mereka tentang kesulitan
dan tantangan yang mereka alami ketika dirinya telah menjadi seorang ibu
pada periode tersebut. Data dikumpulkan dengan
wawancara semi struktur. Tiga kesulitan dan tantangan utama menjadi
seorang ibu teridentifikasi dari studi ini : (1) menjadi ibu baru tidak
mudah, (2) menjadi seorang ibu baru tidak sebebas seperti sebelum
menjadi ibu (3) mencoba menjadi seorang ibu yang baik. Dengan hasil
studi ini diharapkan para praktisi kesehatan akan lebih memahami masalah
kesulitan dan tantangan-tantangan yang dialami seorang ibu muda pada
awal masa menjadi ibu, sehingga keadaan tersebut dapat diatasi dengan
baik.
Langganan:
Postingan (Atom)