Senin, 01 Februari 2016

berpikir kritis

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery & Potter,2005). Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan tindakan. Menurut Strader (1992), bepikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan menginterprestasikannya serta mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru.
Untuk mendapatkan suatu hasil berpikir yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan “asal” berpikir yang tidak diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Artinya, walau dalam kehidupan sehari-hari seseorang sering melakukan proses berpikir yang terjadi secara “otomatis”
B.  Kriteria Berpikir Kritis
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:
1.      Relevance
Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.
2.      Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.
3.      Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.
4.      Outside material
Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan (refrence).
5.      Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidakjelasan.
6.      Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
7.      Justification
Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya.
Termasuk di dalalmnya senantiasa memberi penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.
8.      Critical assessment
Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi / masukan yang datang dari dalam dirinya maupun dari orang lain.
9.      Practical utility
Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan / kegunaanya dalam penerapan.
10.  Width of understanding
Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi atau materi diskusi. Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan :
a.       Berpusat pada pertanyaan (focus on question)
b.      Analisa argument (analysis arguments)
c.       Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of clarification and/or challenge)
d.      Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of information)
C.  Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
1.   Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2.   Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3.   Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
     4.  Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan
          tujuan, serta  tingkat hubungan.
      5.   Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
            dilakukan.
      6.   Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
      7.   Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
      8.   Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
      9.   Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan
      yang dilakukan.
      11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
      12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
      keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan
      keperawatan.

D. Keterampilan dan  Aplikasi berpikir kritis dalam praktik keperawatan

1.             Interpretasi       
Lakukan pengumpulan  data secara  sistematis.cari pola data lalu buat katagori(contoh : Diaknosis keperawatan ).klarifiksi semua data yang belum jelas.
2.             Analisis             
Berfikir lah terbuka dalam melihat data imfomasi Klien.jangan membuat asumsi yang ceroboh. Apakah data tidak sesuai dengan yang anda ketahui?
3.             Kesimpulan       
 Lihat arti dari data yang anda punya dan apakah signifikan? Apakah terdapat hubungan antar data?apakah data tersebut dapat membantu anda untuk mengetahui adanya masalah klien?
4.             Evaluasi            
Lihatlah situasi secara objektif. Gunakan kriteria (contoh : hasil yang diharapkan karakteristik nyeri, tujuan pembelajaran) untuk menentukan hasil atau tindakan keperawatan . Evaluasi pada tindakan yang sudah anda lakukan sendiri.
5.             Penjelasan         
 Jelaskan panemuan dan kesimpulan yang anda buat. Gunakan semua pengetahuan dan pengalaman anda untuk menentukan cara yang tepet dalam merawat klein.
6.             Pengontrolan diri
 Lihat kejadian yang telah anda alami. Temukan cara bagaimana anda dapat memperbaiki performa anda.Apa yang membuat anda merasa telah secses?
 D. Perilaku Pemikiran Kritis dan Aplikasi Dalam praktik keperawatan
1.      Percaya diri
Belajar bagaimana memperkenalkan diri kepada klien,berbicara secara meyakinkan saat memulai terapi atau prosudur.dengan membuat klien mengira ada tidak dapat melakukan perawatan yang aman.selalu mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan tindakan keperawatan.dorong klien untuk bertanya.
2.      Berepikir independen
Baca literatur tetag keperawatan terutama jika terdapat berbagai pedapat mengenai satu subjek yang sama.berbicaralah dengan perawat lain dan berbagi ide mengenai tindakan keperawatan.
3.      Tanggung jawab Dan Otoritas
Mintalah batuan jika anda tidak yakin bagaimana melakukan ketrampilan keperawatan selalu merujuk pada aturan dan prosudur manual untuk mengulang langkah langkah suatu keterampilan.laporka semua masalah secepat mungkin,ikuti semua standar praktikum keperawatan yang anda miliki.
4.      Mau mengambil resiko
jika pengetahu yang anda punya membuat anda bertanya megenai perith dari klinik anda,maka lakukanlah.bersedia untuk merekomendasikan pendekata alternatif dalam perawtan,jika teman anda hanya mendapatkan sedikit keberhasilan dalam merawat kliennya.
5.      Disiplin
Selalu sistematis dalam setiap hal yang anda lakuka.gunakan criteria berdasarka ilmu dan bukti yang dikenal untuk aktivitas seperti pengkajian dan evaluasi.luangkan waktu untuk menjadi lebih sistematis dan gunakan waktu anda yang seefektif  mungkin.
6.      Persisten
Hati hati dengan jawaban mudah,jika teman kerja anda memberikan informasi yang tidak lengkap tentang klien,maka perjelslah informasi tersebut dan bicaralah dengan klie secara langsung.jika msalah yang sama terus berlangsung di divisi keperawatan,maka ajaklah teman kerja anda,lihatlah polanya dan carilah penyelesaiannya bersama.
7.      Kreatif
Lihatlah pendekatan berbeda lainnya jika tindakan yang anda berikan tudak berhasil pada klien.sebagai contoh,klien yang sedang mengalami rasa nyeri muingkin memerlukan posisi yang berbeda atau teknik distraksi.jika mungkin , libatkanlah anggota keluarga klien dalam beradaptasi terhadap pendekatan keperawatan yang anda lakukan agar dapat dilakukn dirumah.
8.      Rasa ingin tahu
Selalu bertanya mengapa.sebuah tanda klinis atau gejala sering merupakan indikasi dari berbagai masalah. Eksplorasi dan belajar lagi segala hal mengenai klien agar dapat membuat keputusan klinis yang tepat.
9.      Intregitas
Kenali saat dimana pendapat anda bertentangan dengan pendapat lain,lihat kembali posisi anda dan putuskan bagaimana cara terbaik yang dapat memuskan semua orang.jangan melanggar standart keperawatan dan kejujuran dalam memberikan perawtan pada klien
10.  Rendah hati

Kenli situasi dimana anda memerlukan informasi lebih untuk membuat suatu keputusan . jika anda merupakan orang baru di suatu divisi, maka mintlah untuk di orientasikan pada area divisi tersebut. Meintalah perawat yang telah bekerja didivisi tersebut untuk membimbing anda secara teratur.

Minggu, 31 Januari 2016

pancasila sebagai ideologi & dasar negara

engertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai keadilan.
Ketetapan bangsa Indonesia mengenai pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978 mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 45 ialah dasar negara dari negara NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan MPR tersebut dapat kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan pancasila sebagai ideologi nasional, selain kedudukannya sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret dan operasional aplikatif, sehingga tidak hanya dijadikan slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No.18 dinyatakan bahwa pancasila perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsistem dalam kehidupan bernegara.
| Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara |
Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah sebagai sarana pemersatu masyarakat, sehingga dapat dijadikan prosedur penyelesaian konflik, dapat kita telusuri dari gagasan para pendiri negara Indonesia tentang pentingnya mencari nilai-nilai bersama yang dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.
Pada awal mulanya, konsep pancasila dapat dipahami sebagai common platform atau platform bersama bagi berbagai ideologi politik yang berkembang saat itu di Indonesia. Pancasila merupakan tawaran yang dapat menjembatani perbedaan ideologis di kalangan anggota BPUPKI. Pancasila dimaksudkan oleh Ir. Soekarno pada waktu itu yaitu sebagai asas bersama agar dengan asas itu seluruh kelompok yang terdapat di negara Indonesia dapat bersatu dan menerima asas tersebut.
Menurut Adnan Buyung Nasution, telah terjadi perubahan fungsi pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila yang sebenarnya dimaksudkan sebagai platform demokratis bagi semua golongan Indonesia. Perkembangan doktrinal pancasila telah mengubahnya dari fungsi awal pancasila sebagai platform bersama bagi ideologi politik dan aliran pemikiran sesuai dengan rumusan pertama yang disampaikan oleh Soekarno menjadi ideologi yang komprehensif integral. Ideologi Pancasila menjadi ideologi yang khas, berbeda dengan ideologi lain.
Pernyataan Soekarno ini menjadi jauh berkembang dan berbeda dengan pernyataan yang disampaikan oleh Prof. Notonagoro. Beliau melalui interprestasi filosofis memberi status ilmiah dan resmi tentang ideologi bagi masyarakat Indonesia. Yang pada mulanya pancasila sebagai ideologi terbuka sebuah konsensus politik, pancasila menjadi ideologi yang benar-benar komprehensif. Interprestasi ini berkembang luas, masif bahkan monolitik pada masa pemerintahan orde baru.
Pancasila dilihat dari sudut politik merupakan sebuah konsensus politik, yaitu suatu persetujuan politik yang disepakati bersama oleh berbagai golongan masyarakat di negara Indonesia. Dengan diterimanya pancasila oleh berbagai golongan dan aliran pemikiran bersedia bersatu dalam negara kebangsaan Indonesia. Dalam istilah politiknya, Pancasila merupakan common platform, atau common denominator masyarakat Indonesia yang plural. Sudut pandang politik ini teramat penting untuk bangsa Indonesia sekarang ini. Jadi, sebenarnya perkembangan Pancasila sebagai doktrin dan pandangan dunia yang khas tidak menguntungkan kalau dinilai dari tujuan mempersatukan bangsa.
Banyak para pihak sepakat bahwa pancasila sebagai ideologi negara atau bangsa merupakan kesepakatan bersama, common platform dan nilai integratif bagi bangsa Indonesia. Kesepakatan bersama bahwa pancasila sebagai ideologi negara inilah yang harus kita pertahankan dan tumbuh kembangkan dalam kehidupan bangsa yang plural ini.


Berdasarkan uraian di atas, maka makna pancasila sebagai ideologi negara Indonesia sebagai berikut :

(1) Nilai-nilai dalam pancasila dijadikan sebagai cita-cita normatif dari penyelenggaraan bernegara di Indonesia.
(2) Nilai-nilai dalam pancasila merupakan nilai yang telah disepakati bersama dan oleh karenanya menjadi salah satu sarana untuk menyatukan masyarakat Indonesia.

Implementasi pancasila sebagai ideologi negara atau nasional, sebagai berikut :
1. Perwujudan Pancasila Sebagai Cita-cita Bernegara
Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti menjadi cita-cita penyelenggaraan bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No.7 tahun 2001 mengenai Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut menyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri atas 3 visi, yaitu :
- Visi ideal ialah cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam UUD 45 yaitu pada alinea kedua dan keempat.
- Visi antara, yaitu visi bangsa Indonesia pada tahun 2020 yang berlaku samapai dengan tahun 2020.
- Visi lima tahunan, yaitu sebagaimana dimaksudkan dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara).
Menurut Hamdan Mansoer, mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi, demokratis, bersatu, adil dan sejahtera pada dasarnya merupakan upaya menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai cita-cita bersama. Bangsa yang demikian merupakan ciri dari masyarakat madani Indonesia. Sebagai suatu cita-cita, nilai-nilai pancasila diambil dimensi idealismenya. Sebagai nilai-nilai ideal, penyelenggaraan negara hendaknya berupaya bagaimana menjadikan kehodupan bernegara Indonesia ini semakin dekat dengan nilai-nilai ideal tersebut.
2. Perwujudan Pancasila Sebagai Kesepakatan atau Nilai Integratif Bangsa
Nilai Integratif Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti bahwa pancasila sebagai sarana pemersatu dan prosedur penyelesaian konflik perlu pula dijabarkan dalam praktik kehidupan bernegara. Nilai integratif pancasila mengandung makna bahwa pancasila dijadikan sebagai sarana pemersatu dalam masyarakat dan prosedur penyelesaian konflik. Masyarakat Indonesia telah menerima  pancasila sebagai sarana pemersatu, yang artinya sebagai suatu kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disetujui sebagai milik bersama. Pancasila dijadikan semacam social ethics dalam masyarakat yang heterogen.
Pancasila sebagai kesepakatan diartikan sebagai konsensus bahwa dalam hal konflik maka lembaga politik yang diwujudkan bersama akan memainkan peran sebagai penengah.
Apakah pancasila dapat digunakan secara langsung mempersatukan masyarakat dan mencegah konflik ?. Jawabannya tidak, tetapi prosedur penyelesaian konflik yang dibuat bersama, baik yang meliputi lembaga maupun aturan itulah yang diharapkan mampu menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat. Fungsi pancasila sebagai ideologi negara dalam hal ini yaitu sebagai pembuatan prosedur penyelesaian konflik, nilai-nilai pancasila menjadi landasan normatif bersama.
Nilai-nilai pancasila hendaknya mewarnai setiap prosedur penyelesaian konflik yang ada di dalam masyarakat. Secara normatif dapat dinyatakan bahwa penyelesaian suatu konflik hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai religius, nilai kemanusiaan, mengedepankan persatuan, menjunjung tinggi prosedur demokratis dan berujung pada terciptanya keadilan.

sintesis protein

Sintesis Protein
Sintesis protein merupakan prses penyusunan asam-asam amino pada rantai polinukleotida. Kunci utama dalam proses sintesis protein adalah DNA yang merupakan material genetika dari sel. Sintesis protein terjadi melalui2 tahap yaitu tanskripsi dan translasi.
 1.    Transkripsi
Transkripsi yaitu proses penyalinan data yang terdapat pada pita sense DNA yaitu pita pada DNA yang berfungsi sebagai pita cetakan kedalam mRNA. Proses pencetakan mRNA ini berlangsung dalam nukleus dan mRNA inilah yang akan membawa kode genetik dari DNA.
Langkah- langkah transkripsi yaitu :
1)      Sintesis protein dimulai dengan pembukaan rantai DNA oleh enzim helikase
2)      Kemudian, menempelnya enzim RNA polimerase pada bagian yang disebut promotor yaitu titik awal dimulainya peristiwa transkripsi dan sebagai penentu pita DNA yang akan digunakan sebagai cetakan
3)      RNA polimerase akan bergerak sepanjang pita DNA dan memisahkan kedua pita DNA, kemudian menambahkan nukleotida-nukleotida mRNA
4)      Setelah selesai terbentuk untai RNA, pita DNA yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup kembali
5)      Proses demikian akan terjadi sampai ezim RNA polimerase berada di ujung pita DNA atau terminator.
6)      Setelah itu RNA polimerase terlepas dari DNA dan pita mRNA yang terbentuk dilepas dari DNA
7)      Kemudian RNA meninggalkan nukleus dan menuju ke ribosom.
Komponen basa nitrogen pada mRNA sama seperti pada pita DNA tetapi basa nitrogen timin diganti oleh urasil. Contohnya : AGS TTS AAS SAG dan SSG maka basa nitrogennya yang terbentuk pada pita RNA adalah USG AAG UUG GUS dan GGS. Molekul mRNA yang terbentuk mempunyai dua ujung yang berbeda yaitu ujung 5’ dan ujung 3’. Ujung 5’ berperan dalam mencegah perombakan mRNA oleh enzim hidrolitik dan memberikan sinyal pada ribosom agar melekatkan diri pada mRNA. Sedangkan ujung 3’ berfungsi utuk menghambat degradasi mRNA dan membantu mempermudah melekatnya ribosom pada mRNA.
2.      Translasi
Translasi adalah tahap penerus dari transkripsi, dalam tahap ini terjadi proses penerjemahan urutan kodon pada mRNA oleh tRNA menjadi urutan asam amino. Proses ini terjadi di sitoplasma oleh ribosom. Ribosom terdiri atas 2 unit yaitu unit besar dan unit kecil. Penerjemahan satu kodon mengahsilkan satu asam amino. Dalam proses translasi terjadi 3 tahap yaitu inisiasi, elongasi, terminasi.
1)      Inisisasi
Yaitu proses menempelnya unit kecil ribosom pada bagian ujung 5’ mRNA. Setelah itu dilanjutkan dengan melekatnya RNAt pertama (inisiator) yang membawa asam amino metionin dengan antikodon UAC pada mRNA tepat pada kodon start yaitu AUG . kodon start itu sendiri adalah suatu triplet basa basa nitrogen yang menandai dimulainya sintesis protein . setelah menempelnya RNAt pertama, terjadi pelekatan ribosom unit besar pada ribosom unit kecil.
Pada ribosom unit besar terdapat 3 tempat khusus yang digunakan untuk masuknya RNAt ke dalam ribosom yang disimbolkan dengan huruf A atau situs A( situs pengikatan Aminoasil-RNAt) berada paling kanan, tempat RNAt melepaskan asam aminonya disebut situs P ( situs pengikatan peptidil-RNAt), tempat keluarnya RNAt dari ribosom disebut situs keluar ( exit ) disimbolkan huruf E berada paling kiri.
2)      Elongasi
Yaitu proses penyusunan polipeptida yang dibawa oleh RNAt.  Proses tersebut terjadi pada saat RNAt  masuk kedalam ribosom pada posisi A kemudian bergeser ke posisi P untuk melepaskan asam amino yang dibawanya . kemudian RNAt bergeser lagi ke posisi E untuk keluar dari ribosom. Setelah satu RNAt keluar dari ribosom maka ribosom bergeser satu rantai kodon ke arah ujung 3’ pada mRNA sehingga RNAt lainnya akan menduduki posisi Apada ribosom yang telah kosong. Proses tersebut akan berlangsung terus sampai pada kodon stop yaitu UGA atau UAA atau UAG. Kodon stop itu sendiri adalah triplet yang menandai berakhirnya proses penyusunan rantai polipeptida. 
3)      Terminasi
Terminasi merupakan tahap akhir dari proses translasi dan merupakan tahap pelepasan rantai polipeptida dari ribosom. Dalam pelepasan rantai polipeptida ada satu protein yang disebut sebagai faktor pelepasan yang akan mengikatkan diri pada kodon stop di situs A dan menambahkan air pada rantai polipepida. Reaksi ini akan memutuskan ( menghidrolisis ) ikatan antara polipeptida yang sudah selesai tRNA disitus P, sehingga polipeptida akan terlepas.
3.      Kode Genetika
Kode genetika merupakan suatu pengkodean urutan triplet basa nitrogen DNA dan RNA pada proses sintesis protein. Suatu kode triplet basa nitrogen akan menghasilkan suatu jenis asam amino. Urutan dan jenis asam amino di dalam sel akan menetukan jenis dan fungsi protein yang dihasilkan.
Kodon merupakan susunan kombinasi dari tiga basa nitrogen yang terdapat pada mRNA. Karena  jumlah basa nitrogen ada 4 jenis, maka kemungkinan jumlah kodon ada sebanyak 43 atau 64 macam, artinya kemungkinan asam amino yang terbentuk ada sebnayak 64 jenis. Jumlah asam amino yang demikian menjadi belebih mengingat jumlah asam amino di dalam sel adalah 20 jenis. Hal demikian menunjukkan bahwa ada beberapa jenis asam amino yang mempunyai lebih dari satu macam kodon. Contohnya asam amino jenis leusin mempunyai kodon SUU, SUS , SUA, SUG. Artinya asam amino leusin dapat digunakan dengan menggunakan keempat kodon tersebut

antropologi kesehatan

. Sosiologi
Sosiologi terdiri dari kata socius : masyarakat dan logos : ilmu
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, perilaku sosial manusia (perilaku kelompok, interaksi kelompok & menganalisis pengaruh kegiatan kelompok pada anggotanya)
Sosiologi : pengetahuan tentang hubungan sosial manusia & produk dr hubungan tersebut
2. Sosiologi kesehatan
Sosiologi Kesehatan : ilmu terapan sosiologi, kajian sosiologi dalam konteks kesehatan
Sosiologi Kedokteran : studi tentang faktor-faktor sosial dalam etiogi (penyebab), prevalensi (angka kejadian), profesi kedokteran & hubungan dokter-masyarakat
Perilaku kesehatan, pengaruh norma sosial thd perilaku, interaksi antar petugas & petugas kesehatan-masyarakat
Prinsip dasar : penerapan konsep & metode sosiologi dalam mendeskripsikan, menganalisis, memecahkan masalah kesehatan
3. Metodologi sosiologi
Menggunakan penelaahan ilmiah didasarkan bukti yang dapat diuji.
Identitas sosiologi adalah sifat empiris yaitu mempelajari apa yang terjadi (das sein) di masyarakat bukan yang seharusnya (das sollen) terjadi di masyarakat. (Roland J Pellegrin )
Apek hubungan interaksi antara individu dgn individu & kelompok, serta kelompok dgn kelompok
Metode :
Kualitatif : tidak bisa diukur dg angka tetapi nyata dalam masyarakat (metode historis, komparatif, studi kasus)
Kuantitatif : bisa diukur dg angka menggunakan skala, indeks, tabel & formula (metode statistik, sociometry)
Metode Historis : analisis peristiwa di masa silam merumuskan prinsip umum
Metode Komparatif : perubandingan antara bermacam-macam masyarakat perbedaan, persamaan serta sebab-sebabnya
Metode studi kasus (case study) : penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnya dalil umum
Sociometry : himpunan konsep dan metode yang bertujuan menggambarkan & meneliti hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitatif
Metode Historis : analisis peristiwa di masa silam merumuskan prinsip umum
Metode Komparatif : perubandingan antara bermacam-macam masyarakat perbedaan, persamaan serta sebab-sebabnya
Metode studi kasus (case study) : penelaahan suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnya dalil umum
Sociometry : himpunan konsep dan metode yang bertujuan menggambarkan & meneliti hubungan antar manusia dalam masyarakat secara kuantitatif
4. Metode riset sosiologi kesehatan
Metode riset :
Cross Sectional
Longitudinal :
Prospektif : pengamatan saat ini dilanjuntukan ke depan dalam jangka waktu tertentu
Retrospektif ( ex post facto) : studi yang bekerja mundur, menggunakan data yang telah dicatat
Metode eksperimen laboratorium dan lapangan, dgn teknik pasangan (match-pair technique) & teknik penugasan acak
Teori implisit dan eksplisit
Teori Implisit : tindakan sosial yang dilandasi oleh asumsi bahwa setiap org memiliki keunikan & membutuhkan perlakuan yang berbeda
Teori Eksplisit : upaya mem-verbal-kan apa yang dilakukan manusia dalam berinteraksi dg sesama manusia (mengapa?)
1. Konsep umum tentang kesehatan
Health for all : kesehatan adalah kebutuhan setiap individu dari berbagai kalangan status kesehatan (sakit–sehat), ekonomi (kaya-miskin), sosial (elit-wong alit), geografik (desa-kota) dan psikologi perkembangan (bayi, anak, remaja, dewasa, manula)
Promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), rehabilitatif (perbaikan)
All for health : seluruh aktifitas manusia terkait dan berpengaruh thd kesehatan
Perspektif nilai kesehatan : kemampuan menggali unsur budaya/sumber daya alam untuk kesehatan
Dimensi kesehatan manusia :
  1. Jasmaniah material keseimbangan nutrisi
  2. Kesehatan fungsional organ energi aktivitas jasmaniah
  3. Kesehatan pola sikap dikendalikan pikiran
  4. Kesehatan emosi-rohaniah aspek spiritual keagamaan
Perawatan kesehatan yang menyeluruh (holistik)
Proses penyembuhan dengan menggunakan terapi nutrisi, emosi & sosial (dukungan/support dr keluarga motivasi sembuh pasien)
2. Peran Sosiologi dalam Praktik Kesehatan
Peran Sosiolog :
Sebagai ahli riset : penelitian ilmiah & pembinaana pola pikir terhadap masyarakat
Konsultan kebijakan : menganalisis fakta sosial, dinamika sosial & kecenderungan proses serta perubahan sosial
Teknisi dalam perencanaan & pelaksanaan program kegiatan masyarakat
Peran sebagai pendidik kesehatan : wawasan & pemahaman thd tenaga kesehatan/ pengambil kebijakan kesehatan
Manfaat Sosiologi bg kesehatan :
Mempelajari cara org meminta pertolongan medis
Mengetahui latar belakang sosial-ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan
Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dg etiologi penyakit
Menganalisis fakta –fakta sosial (sakit, cacat fisik)
Penilaian klinis lebih rasional
Menghargai perilaku pasien, kolega & organisasi
Menangani kebutuhan sosial –emosional pasien
3. Individu, masyarakat & kebudayaan
Individu
Individuum : yang tak terbagi
Individu memiliki jasmani - rohani / fisik-psikis yang menyatu/utuh
Memiliki keunikan tdk ada orang yang persis sama
Manusia sebagai makhluk sosial
Tunduk pada aturan / norma sosial
Menampilkan perilaku yang mengharapkan penilaian org lain
Memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dg orang lain
Potensi akan berkembang bl hidup di tengah manusia
1. Masyarakat
Masyarakat : suatu kelompok manusia di bawah tekanan kebutuhan dan pengaruh kepercayaan, ideal dan tujuan, tersatukan dalam suatu rangkaian kesatuan kehidupan bersama
Unsur dasar masyarakat :
Interaksi antar individu tindakan yang saling berkaitan
Hubungan antar-individu terbentuk dalam satu komunikasi yang saling ketergantungan (interdependensi)
Menempati wilayah ukuran kecil maupun sangat luas
Adaptasi budaya daya / kekuatan internal masyarakat untuk menyesuaikan diri dgn perubahan sosial
Memiliki identitas
Kelompok perkumpulan secara formal
Kategori tingkah laku :
Social episode : bereaksi thd seseorang dalam hubungannya dg orang lain
Potentially social episode : tidak bereaksi walaupun hanya terhadap satu orang saja yang dihadapinya sikap tidak kooperatif
Nonsocial episode : apatis, menyendiri atau egois
2. Masyarakat pedesaan
Warga memiliki hubungan yang lebih erat
Sistem kehidupan berkelompok atas dasar kekeluargaan
Umumnya hidup dr pertanian
Golongan orang tua memegang peranan penting
Dr sudut pemerintah, hubungan antara penguasa & rakyat bersifat informal
Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan
Kehidupan keagamaan lebih kental
Banyak berurbanisasi ke kota
C o m m u n i t y
Masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis ) dgn batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih dibandingkan dg penduduk di luar batas wilayahnya
Kriteria Klasifikasi masyarakat :
Jumlah penduduk
Luas, kekayaan & kepadatan penduduk
Fungsi khusus thd seluruh masyarakat
Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
3. Masyarakat perkotaan
Jumlah penduduknya tidak tentu
Bersifat individualistis
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya & lebih sulit mencari pekerjaan
Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dg golongan orang tua
Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi
Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dg masalah prestise
Kehidupan keagamaan lebih longgar
Banyak migran yang berasal dr daerah berakibat pengangguran, naiknya kriminalitas, dll
4. K e b u d a y a a n
Culture : mengolah tanah
Kebudayaan : seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dgn belajar
Co. seorang sakit ingin sehat gagasan
merasa menderita jika sakit rasa
jika sakit mencari pengobatan tindakan
dokter mengobati menggunakan obat karya
Wujud budaya (Koentjaraningrat) : artefak/benda fisik, sistem tingkah laku/tindakan berpola, sistem gagasan, ideologis/ keyakinan
Kebudayaan sebagai sistem norma :
Kebiasaan (folkways): cara yang lazim& wajar untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang oleh sekelompok org
Tata kelakuan (mores) : gagasan kuat mengenai salah-benar yang menuntuk tindakan tertentu/melarang yang lain
Hukum : perangkat aturan yang telah ditetapkan secara resmi oleh kelompok sebagai tata kelakuan yang berlaku
Lembaga (institution): sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai & tata cara tertentu serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu
Unsur Budaya :
Bahasa : alat / media komunikasi lisan, tulisan atau simbolik
Sistem pengetahuan : aspek fungsi dr akal-pikiran manusia
Organisasi sosial : kelembagaan sosial di masyarakat
Sistem peralatan hidup & teknologi : perangkat bantu dalam memperlancar aktivitas manusia dalam mencapai kebutuhannya
Sistem mata pencaharian
Sistem religi : aspek kepercayaan/keyakinan manusia pada sesuatu yang suci
Kesenian : wujud ekspresi seni masyarakat
5. Macam-macam kelompok
Kelompok primer (face to face group) : kelompok sosial yang paling sederhana dimana anggotanya saling mengenal serta kerja sama yang erat; co. keluarga
Kelompok sekunder : kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya tidak berdasarkan pengenalan pribadi dan tidak langgeng; co. kontrak jual beli
Paguyuban : btk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin murni, alamiah & kekal; co kelompok kekerabatan, rukun tetangga
Formal group : kelompok dg peraturan tegas & sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan
Informal group : tidak mempunyai struktur organisasi tertentu
Membership group : kelompok dimana setiap org secara fisik menjadi anggota kelompok
Reference group : kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota) untuk membentuk pribadi & perilakunya
Individu-individu yang sehat akan menjadi masyarakat yang sehat (the sane society)
Ciri masyarakat sehat : keterbukaan, daya cipta, rasional
Kuantitatif : angka harapan hidup, kematian bayi, mortalitas, kematian ibu & anak, penurunan angka kelahiran
Sisi pelayanan : rasio tenaga kesehatan dg penduduk, distribusi tenaga kesehatan, sarana-kebutuhan
Ciri masyarakat sakit : narsisme, dekstruktif, individualitas, irasional
6. Antropologi kesehatan
l Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993)
l Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
l Pokok perhatian Kutub Biologi :
¡ Pertumbuhan dan perkembangan manusia
¡ Peranan penyakit dalam evolusi manusia
¡ Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
l Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
¡ Sistem medis tradisional (etnomedisin)
¡ Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
¡ Tingkah laku sakit
¡ Hubungan antara dokter pasien
¡ Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat
kepada masyarakat tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait lainnya.
Istilah “Antropologi Kesehatan" telah digunakan sejak 1963 sebagai sebutan untuk hasil penelitian empiris dan teoritis yang dilakukan oleh antropologis kedalam proses sosial dan gambaran kebudayaan dari kesehatan, kesakitan, dan perawatan yang berhubungan dengan kebudayaan
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang menggambarkan pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam arti luas) meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan, pencegahan dan pengobatan penyakit, proses penyembuhan dan hubungan sosial manajemen pengobatan serta kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan yang beranekaragam.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi
l Selama lebih dari 20 abad konsep popular medicine atau folk medicine (pengobatan tradisional) telah familiar baik untuk dokter maupun antropologis.
l Istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan praktek pengobatan masyarakat setempat terutama dengan pengetahuan etnobotani mereka.
Selanjutnya, mempelajari pengobatan tradisional menjadi tantangan bagi dunia barat seperti hubungan antara ilmu pengetahuan dengan agama
7. Akar dari Antropologi Kesehatan
    1. Antropologi fisik
  • Ahli-ahli antropologi fisik, belajar dan melakukan penelitian di sekolah-sekolah kedokteran (anatomi)
  • Ahli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropologi kesehatan
  • Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter
Hasan dan Prasad (1959) menyusun daftar lapangan studi antropologi kesehatan yang meliputi:
· nutrisi dan pertumbuhan
· korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit, misal radang pada persendian tulang (arthritis), tukak lambung (ulcer), kurang darah (anemia) dan penyakit diabetes.
l Underwood
¡ pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang berbeda-beda pada berbagai populasi yang terkena sebagai akibat dari faktor-faktor budaya, misal: migrasi, kolonisasi dan meluasnya urbanisasi
l Fiennes
¡ penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan berkembangnya pemukiman penduduk yang padat
l kedokteran forensik,
¡ suatu bidang mengenai masalah-masalah kedokteran hukum yang mencakup identifikasi misal: umur, jenis kelamin, dan peninggalan ras manusia yang diduga mati karena unsur kejahatan serta masalah penentuan orang tua dari seorang anak melalui tipe darah, bila terjadi keraguan mengenai siapa yang menjadi bapaknya.
l Dalam usaha pencegahan penyakit
¡ penelitian mengenai penemuan kelompok-kelompok penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni orang-orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell) dan pembawa penyakit kuning (hepatitis).
Para ahli ini telah memanfaatkan pengetahuan mereka mengenai variasi manusia untuk membantu dalam bidang teknik biomedikal (biomedical engineering).
Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal dari sejumlah studi antropologi, digunakan dalam bidang-bidang kedokteran anak serta kedokteran gigi, juga dalam berbagai survei tentang tingkatan gizi serta etiologi penyakit dalam populasi yang berbeda-beda maupun dalam suatu populasi.
    1. Etnomedisin
Cabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari pengobatan tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis (contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.
Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan pendekatan antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama dalam program penemuan obat.
kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak berasal dari kerangka kedokteran modern, merupakan urutan langsung dari kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis non-barat
-Rivers, (Medicine, Magic, and Religion)
¡ sistem pengobatan asli adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek-praktek pengobatan asli adalah rasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat.
l Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-bidang yang luas, konsep kesehatan internasional dan psikiatri lintas budaya (psikiatri transkultural), kepentingan pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan non-Barat semakin tampak.
l Pengakuan tersebut telah memperbaharui perhatian dalam penelitian etnomedicine, dan mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting dalam antropologi kesehatan.
    1. Studi-studi tentang kebudayaan dan kepribadian
Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu terjadi.
l Apakah sikap orang dewasa yang terbentuk itu, terutama disebabkan oleh pembentukan semasa kanak-kanak dan oleh penerimanya terhadap kebiasaan-kebiasaan semasa kecil, serta karena pengalaman yang diterimanya kemudian?
l Atau adakah konstitusi psikis yang merupakan pembawaan berdasarkan faktor biologis, yang memainkan peranan penting dalam menentukan kebudayaan dan kepribadiannya?
l Walaupun bagian terbesar penelitian kepribadian dan kebudayaan bersifat teoritis, beberapa ahli antropologi yang menjadi pimpinan dalam gerakan tersebut menaruh perhatian besar pada cara-cara penggunaan pengetahuan antropologi dalam peningkatan taraf keperawatan kesehatan.
l Sebab itu Devereux, 1944 mempelajari struktur sosial dari suatu bagian keperawatan schizophrenia dengan tujuan untuk mencari cara penyembuhan yang tepat.
l Leighton menulis sebuah buku, yang menunjukkan tentang adanya konflik antara masyarakat dan kebudayaan.
l Navaho dengan masalah-masalah dalam mengintroduksi pelayanan kesehatan modern.
Alice Joseph, seorang dokter dan antropologi, melukiskan masalah hubungan antar pribadi pada dokter-dokter kulit putih dengan pasien-pasien Indian di Amerika Barat Daya, yang menunjukkan bagaimana peranan persepsi dan perbedaan kebudayaan dalam menghambat interaksi pengobatan yang efektif.
    1. Kesehatan masyarakat internasional
l WHO
l Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas budaya, lebih cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam kebudayaan sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan melihat bahwa kesehatan dan penyakit bukan merupakan gejala biologik saja, melainkan juga gejala sosial-budaya
l kebutuhan kesehatan di negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan sekedar memindahkan pelayanan kesehatan dari negara-negara industri.
Kumpulan data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan primitif dan petani yang telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada tahun-tahun sebelumnya, informasi mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial, serta pengetahuan mereka mengenai dinamika stabilitas sosial dan perubahan, telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi masalah-masalah yang dijumpai dalam program-program kesehatan masyarakat awal tersebut.
Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai bagaimana kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan dengan asumsi pengobatan Barat, bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan perawatan kesehatan, dan bagaimana kesehatan dan penyakit semata-mata merupakan aspek dari keseluruhan pola kebudayaan, yang berubah bila ada perubahan sosial budayanya yang mencakup banyak hal.
Pada awal 1950-an, para ahli antropologi mampu mendemonstrasikan kegunaan praktis dari pengetahuan mereka dan metode penelitian mereka kepada petugas kesehatan masyarakat internasional, yang banyak menerima mereka dengan tangan terbuka.
8. Penelitian-penelitian sosio antropologi
Berikut contoh-contoh penelitian sosioantropologi :
a. Orang Papua mempunyai persepsi tentang sehat dan sakit itu sendiriberdasarkan pandangan dasar kebudayaan mereka masing-masing. Memangkepercayaan tersebut bila dilihat sudah mulai berkurang terutama padaorang Papua yang berada didaerah-daerah perkotaan, sedangkan bagimereka yang masih berada di daerah pedesaan dan jauh dari jangkauankesehatan moderen, hal tersebut masih nampak jelas dalam kehidupanmereka sehari-hari. Misal :
· Orang Marind-anim yang berada di selatan Papua juga mempunyaikonsepsi tentang sehat dan sakit, dimana apabila seseorang itu sakit berartiorang tersebut terkena guna-guna (black magic). Mereka juga mempunyaipandangan bahwa penyakit itu akan datang apabila sudah tidak ada lagikeimbangan antara lingkungan hidup dan manusia. Lingkungan sudah tidakdapat mendukung kehidupan manusia, karena mulai banyak. Bilakeseimbangan ini sudah terganggu maka akan ada banyak orang sakit, danbiasanya menurut adat mereka, akan datang seorang kuat (Tikanem) yangmelakukan pembunuhan terhadap warga dari masing-masing kampungsecara berurutan sebanyak lima orang, agar lingkungan dapat kembalinormal dan bisa mendukung kehidupan warganya (Dumatubun, 2001).
· Hal yang sama pula terdapat pada orang Amungme, dimana bila terjadiketidak seimbangan antara lingkungan dengan manusia maka akan timbulberbagai penyakit. Yang dimaksudkan dengan lingkungan di sini adalahyang lebih berkaitan dengan tanah karena tanah adalah “mama” yang memelihara, mendidik, merawat,dan memberikan makan kepada mereka (Dumatubun, 1987). Untuk itu bila orang Amungme mau sehat, janganlahmerusak alam (tanah), dan harus terus dipelihara secara baik.Orang Moi di Kepala Burung Papua (Sorong) percaya bahwa sakit itudisebabkan oleh adanya kekuatan-kekuatan supernatural, seperti dewa-dewa,kekuatan bukan manusia seperti roh halus dan kekuatan manusia denganmenggunakan black magic. Di samping itu ada kepercayaan bahwa kalauorang melanggar pantangan-pantangan secara adat maka akan menderitasakit. Orang Moi, bagi ibuhamil dan suaminya itu harus berpantang terhadap beberapa makanan, dan kegiatan, atau tidak boleh melewatitempat-tempat yang keramat karena bisa terkena roh jahat dan akan sakit(Dumatubun,1999). Ini berarti untuk sehat, maka orang Moi tidak bolehmakan makanan tertentu pada saat ibu hamil dan suaminya tidak bolehmelakukan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti membunuh binatang besar,dan sebagainya.
· Hal yang sama pula bagi orang Moi Kalabra yang berada di hulu sungaiBeraur, (Sorong). Mereka percaya bahwa penyakit itu disebabkan olehadanya gangguan roh jahat, buatan orang serta melanggar pantanganpantangansecara adat. Misalnya bila seorang ibu hamil mengalamikeguguran atau perdarahan selagi hamil itu berarti ibu tersebut terkena“hawa kurang baik” (terkena black magic/ atau roh jahat). Mereka jugapercaya kalau ibu itu tidak bisa hamil/ tidak bisa meneruskan keturunan,berarti ibu tersebut telah dikunci karena suami belum melunasi mas kawin.Kehamilan akan terjadi bila sang suami sudah dapat melunasinya, makapenguncinya akan membuka black magic-nya itu (Dumatubun, 1999).
· Orang Hatam yang berada di daerah Manokwari percaya bahwa sakit itudisebabkan oleh gangguan kekuatan supranatural seperti dewa, roh jahat,dan buatan manusia. Orang Hatam percaya bahwa bila ibu hamil sulitmelahirkan, berarti ibu tersebut terkena buatan orang dengan obat racun(rumuep) yaitu suanggi, atau penyakit oleh orang lain yang disebut “priet”(Dumatubun, 1999).
· Orang Kaureh di kecamatan Lereh percaya bahwa seorang ibu yangmandul adalah hasil perbuatan orang lain yaitu dengan black magic ataujuga karena kutukan oleh keluarga yang tidak menerima bagian harta maskawin (Dumatubun, 1999).
· Hal yang serupa pula pada orang Walsa (Keerom), percaya bahwa sakitdisebabkan oleh gangguan roh jahat, buatan orang, atau terkena gangguandewa-dewa. Bila seorang ibu hamil meninggal tanpa sakit terlebih dahulu,berarti sakitnya dibuat orang dengan jampi-jampi (sinas), ada puladisebabkan oleh roh-roh jahat (beuvwa). Di samping itu sakit jugadisebabkan oleh melanggar pantangan-pantangan secara adat baik berupamakanan yang dilarang, dan perkawinan (Dumatubun,1999).
b. Kondisi geografis dan budaya masyarakat Bekonang kecamatan Mojolaban kabupaten SukoharjoJawa Tengah yang sebagian besar penduduknya mempunyai industri rumah tangga memproses tetes tebu menjadi alkohol yang berkadar rendah (37%) banyak disalahgunakan .Alat destilasi dapat menaikkan kadar alkohol dari 37% menjadi 90% yang dapatdigunakan untuk desinfektan di dunia kesehatan. Setelah kadar alkohol meningkat menjadi 90%,masyarakat Bekonang pada khususnya dan karisidenan Surakarta pada umumnya sudah tidaklagi menyalah-gunakan produksi alkohol “Ciu Bekonang” untuk minum dan mabukmabukkan.
c. Pola makan seseorang ternyata dibentuk dari latar belakang budaya yang dimilikinya dengan berbagai perubahan sosial- budaya yang terjadi (gaya hidup, rekayasa bio-teknologi, ekpresi simbolik,masuknya ideologi). Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku makan seseorang berkaitan dengan dimensi etis dalam melihat tentang “yang baik” dan “buruk” pada proses pembuatan dan pemasaran makanan dan berdampak pada munculnya masyarakat konsumtif.
d. Suatu studi hermeneutic fenomenologi telah dilakukan untuk mengeksplorasi berbagai kesulitan dan tantangan pertamakali menjadi seorang ibu di daerah pedesaan Indonesia. Sebanyak 13 ibu muda yang berpartisipasi dalam studi ini telah menceritakan pengalaman mereka tentang kesulitan dan tantangan yang mereka alami ketika dirinya telah menjadi seorang ibu pada periode tersebut. Data dikumpulkan dengan wawancara semi struktur. Tiga kesulitan dan tantangan utama menjadi seorang ibu teridentifikasi dari studi ini : (1) menjadi ibu baru tidak mudah, (2) menjadi seorang ibu baru tidak sebebas seperti sebelum menjadi ibu (3) mencoba menjadi seorang ibu yang baik. Dengan hasil studi ini diharapkan para praktisi kesehatan akan lebih memahami masalah kesulitan dan tantangan-tantangan yang dialami seorang ibu muda pada awal masa menjadi ibu, sehingga keadaan tersebut dapat diatasi dengan baik.